Pengadilan Agama Sumenep

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN AGAMA SUMENEP KELAS I A

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN AGAMA SUMENEP KELAS I A

Ceramah Ramadhan 1443 H Kedua: Maksimalkan Puasa Agar terbebas dari Belenggu Jin

pa-sumenep.go.id– Ceramah Ramadhan kedua (07/04) Pengadilan Agama Sumenep disampaikan oleh Jamadi, Lc. M.E.I. selaku wakil ketua di Pengadilan Agama Sumenep yang berlangsung di Mushola Al-Mizan II ba’da dzuhur berjamaah. 

Jamadi, L.c., M.C.I (tengah) saat menyampaikan ceramah Ramadhan 

Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa puasa menjadi tameng bagi setiap mukmin untuk menyinari hati dengan sifat sabar. Dikatakan juga oleh beliau, puasa di bulan Ramadhan menjadi salah satu cara untuk menghalangi jin ataupun syetan untuk merasuki jiwa Bani Adam. Niat puasa juga harus dilakukan dengan benar agar tidak menjadi teman Jin.

Untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda, setiap mukmin harus menghetahui dengan benar makna puasa itu sendiri. Secara hukum, puasa diartikan sebagai perbuatan menahan lapar, haus, maupun hubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Beliau mengatakan bahwa sungguh merugi sekali jika seorang mukmin yang sampai pada bulan ramadhan ini, namun tidak mendapatkan pahala apapun itu.

Jamaah / aparatur PA Sumenep sedang serius mengikuti materi ceramah

Baca juga: Ceramah Ramadhan 1442 H Kedua PA Sumenep : Perbanyak Syukur dan Jauhi Sifat Iri Hati

Jamaah / aparatur PA Sumenep sedang serius mengikuti materi ceramah

Ketika setiap manusia memahami hakikat bulan Ramadhan, pastilah setiap orang akan berlomba-lomba untuk mengerjakan kebaikan. Dicontohkan oleh beliau, bahwa tidurnya orang yang berpuasa saja sudah mendapatkan pahala.

Menurut Imam Ghazali, kualitas puasa setiap orang berbeda-beda. Ada tingkatan puasa setiap mukmin.

  1. Puasa Umum: diartikan sebagai menahan perut dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat.
  2. Puasa Khusus: diartikan sebagai menahan pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari semua dosa
  3. Puasa Khususil Khusus: diartikan sebagai menahan hati agar tidak mendekati kehinaan, memikirkan dunia, dan memikirkan selain Allah SWT dan puasa ini adalah puasanya para Nabi dan Rasul.

Beliau pun berpesan jangan sampai kencang beribadah, namun maksiat pun tetap dilakukan. Surga AR-Rayyan menjadi jaminan bagi orang yang berpuasa.

kontributor: Indah

Editor: Berri

Tinggalkan komentar